Kebiasaan Bicara Bahasa Jaksel, Apa Dampaknya? Begini Menurut Dosen Universitas Negeri Yogyakarta

- Jumat, 8 Juli 2022 | 20:42 WIB
Illustrasi Kebiasaan Bicara Bahasa Jaksel, Apa Dampaknya? Begini Menurut Dosen Universitas Negeri Yogyakarta. (Foto/Pinterest.)
Illustrasi Kebiasaan Bicara Bahasa Jaksel, Apa Dampaknya? Begini Menurut Dosen Universitas Negeri Yogyakarta. (Foto/Pinterest.)

SEWAKTU.COM - Kebiasaan bicara Bahasa Jaksel, apa dampaknya? Tidak jarang, kebiasaan berbicara dengan dua bahasa sekaligus dalam sebuah percakapan dianggap sebagai hal negatif.

Istilah Bahasa Jaksel digunakan, karena banyak anak muda yang tinggal di sekitar kawasan Jakarta Selatan (Jaksel), seringkali bicara dengan mengombinasikan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam kesehariannya.

Oleh sebagian orang, 'Bahasa Jaksel' ini disebut juga dengan 'bahasa gaul' dan sebagian lainnya juga menyebutnya dengan 'bahasa gado-gado'. Lalu, adakah dampak menggunakan bahasa bilingual dalam kehidupan sehari-hari?

Baca Juga: Bahasa Jaksel 2022, Amankah Untuk Perkembangan Anak?

Dosen di Departemen Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Yogyakarta, Rasman mengatakan, sebenarnya meskipun dicap berbahasa 'gado-gado', tetapi tidak ada efek buruk atau negatif pada penutur bilingual, seperti pemikiran sebagian orang.

Meski, beberapa orang berpendapat bahwa praktik multibahasa semacam itu mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk berpikir secara terstruktur dan sistematis, banyak penelitian lain yang justru telah membuktikan sebaliknya.

Sebenarnya, kata Rasman, bukan hanya mereka yang tinggal atau anak muda Jakarta Selatan yang suka melakukan pencampuran bahasa dalam aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Bahasa Jaksel, Bahasa Gaul Overrated Anak Tongkrongan Jaksel

Tetapi, hampir semua orang mungkin pernah mencampurkan bahasa saat bercengkrama dengan orang lain, entah itu secara sadar ataupun tidak sadar.

Sebab, pencampuran berbagai macam bahasa dalam komunikasi sehari-hari sebenarnya merupakan sesuatu yang alamiah kita lakukan setiap hari.

Baca Juga: Fenomena Bahasa Jaksel, Fenomena Ini Disebut Code Mixing Begini Penjelasannya

Akan tetapi, dengan adanya status yang berbeda untuk bahasa Indonesia, bahasa asing, dan bahasa daerah, beserta dengan hierarkinya, pencampuran bahasa ini seolah menjadi praktik yang tidak baik.

Penggunaan bahasa campur atau bilingual semakin ramai diperbincangkan di media sosial. Fenomena penggunaan bahasa campur ini banyak terjadi di kalangan anak muda di Jakarta Selatan, tak heran kemudian dikenal dengan istilah bahasa Jaksel, bahasa gaul Jaksel dan lain sebagainya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X