Dampak Bahasa Jaksel, Berikut Beberapa Faktor Penyebab Bahasa Gado-Gado Ini

- Jumat, 8 Juli 2022 | 20:34 WIB
Illustrasi Dampak Bahasa Jaksel, Berikut Beberapa Faktor Penyebab Bahasa Gado-Gado Ini. (Foto/Pinterest.)
Illustrasi Dampak Bahasa Jaksel, Berikut Beberapa Faktor Penyebab Bahasa Gado-Gado Ini. (Foto/Pinterest.)

SEWAKTU.COM - Apakah dampak Bahasa Jaksel? Sangat tidak asing di telinga kita mendengar istilah "Bahasa Jaksel", istilah yang terbentuk awalnya karena gaya berkomunikasi anak muda di Jakarta Selatan dengan menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris atau sering juga disebut bahasa gado-gado.

Walaupun, sebenarnya Bahasa Jaksel campuran ini tidak hanya digunakan oleh remaja di Jakarta Selatan saja tetapi juga remaja dari luar daerah. Menurut wikipediawan bahasa Indonesia, Ivan Lanin, gejala berdialek ala anak Jaksel ini sudah lama muncul di kalangan remaja tetapi baru saja disematkan ke anak Jaksel.

Ada beberapa faktor menurutnya yang menyebabkan terjadinya bahasa gado-gado seperti, ketidakmampuan dalam menyusun kalimat, memilih kosa kata, serta ketidakteraturan dalam berpikir, perasaan kagum terhadap hal-hal yang asing, dan dengan bicara Bahasa Jaksel mereka berusaha menunjukkan tingkat intelektualitas yang lebih tinggi.

Baca Juga: Bahasa Jaksel 2022, Amankah Untuk Perkembangan Anak?

Faktor lainnya adalah perkembangan tekhnologi informasi yang membuat budaya asing mudah masuk dan dapat memberi pengaruh yang cukup besar di suatu daerah.

Lingkungan juga mengambil peranannya disini, remaja pada umumnya lebih mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya, karena itu teman dan keluarga dapat mempegeruhi gaya bahasa anak remaja.

Tentu saja fenomena ini akan memberikan dampak bagi masyarakat. Bagi Dennis, vlogger dan instagramer asal Amerika yang kini menjadi guru bahasa Inggris, pencampuran bahasa ini akan meningkatkan keberanian untuk berbicara bahasa Inggris.

Baca Juga: Bahasa Jaksel, Bahasa Gaul Overrated Anak Tongkrongan Jaksel

Tidak dapat dipungkiri bahwa kendala utama sebagian warga adalah untuk berbicara bahasa asing dengan orang asing. Karena banyak dari mereka yang takut dengan tata bahasa yang salah atau kosa kata yang diketahui masih terbatas.

Pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati , menurutnya penggunaan bahasa gado-gado ini menunjukkan kemampuan berbahasa yang baik, dia juga memaparkan beberapa penelitian yang menyebut penggunaan lebih dari satu bahasa menunjukkan kemampuan mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.

Baca Juga: Fenomena Bahasa Jaksel, Fenomena Ini Disebut Code Mixing Begini Penjelasannya

Tetapi, bahasa campur itu dapat membuat pesan sulit tersampaikan, sebab tidak semua orang dapat memahami bahasa ini. Selain itu, menurunnya keterampilan berbahasa formal, dengan membiasakan mencampur-campur bahasa membuat seseorang tidak ada keinginan untuk mencari kosakatanya dalam bahasa Indonesia.

Bukan tidak mungkin saat membuat laporan resmi kata-kata bahasa Inggris akan muncul.

Baca Juga: Bahasa Jaksel, Fenomena Sosial Greget yang Which is Diciptakan Anak Muda Overwhelm

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ananta Wira Mahmuda

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X