Untuk lebih memahami definisi emosi, ada baiknya kita menilik teori-teori emosi menurut para ahli.
Teori Facial-Feedback
Teori ini menyatakan bahwa ekspresi wajah sangat penting untuk mengalami emosi dalam psikologi. Teori ini merujuk pada pernyataan Charles Darwin dan William James, yaitu ekspresi wajah memengaruhi emosi, bukan sebagai respon terhadap emosi.
Teori ini menyatakan bahwa emosi secara langsung terkait dengan perubahan fisik pada otot wajah. Dengan demikian, seseorang yang memaksakan diri untuk tersenyum akan lebih bahagia daripada seseorang yang mengerutkan dahi.
Teori James-Lange
Teori James-Lange adalah salah satu teori emosi paling awal dari psikologi modern. Teori ini dikembangkan oleh William James dan Carl Lange pada abad ke-19, teori tersebut berhipotesis bahwa rangsangan fisiologis (rangsangan) menyebabkan sistem saraf otonom bereaksi yang pada gilirannya menyebabkan individu mengalami emosi.
Reaksi sistem syaraf ini dapat berupa detak jantung cepat, otot tegang, berkeringat, dan banyak lagi. Menurut teori ini, respon fisiologis datang sebelum perilaku emosional. Seiring waktu, teori James-Lange telah ditentang dan diperluas dalam teori-teori lain, sehingga didapatkan kesimpulan bahwa emosi adalah campuran dari respon fisiologis dan psikologis.
Teori Cannon-Bard
Teori ini dikembangkan oleh Walter Cannon dan Philip Bard pada 1920-an untuk menyangkal teori James-Lange. Teori ini menyatakan bahwa perubahan tubuh dan emosi terjadi secara bersamaan, bukan satu demi satu. Teori ini didukung oleh ilmu neurobiologis yang mengatakan bahwa begitu peristiwa yang merangsang terdeteksi, informasi tersebut diteruskan ke amygdala dan korteks otak pada saat yang bersamaan.
Teori Schachter-Singer
Teori ini dikembangkan oleh Stanley Schachter dan Jerome E. Singer. Teori ini memperkenalkan elemen penalaran ke dalam proses emosi dalam psikologi. Schachter-Singer berpendapat bahwa ketika kita mengalami suatu peristiwa yang menyebabkan rangsangan fisiologis, kita mencoba mencari alasan untuk rangsangan tersebut, sehingga barulah kemudian, bisa dikatakan bahwa kita ‘mengalami’ emosi tersebut.
Teori Cognitive Appraisal
Teori ini dipelopori oleh Richard Lazarus. Menurut teori cognitive appraisal, proses berpikir harus terjadi sebelum mengalami emosi. Dengan demikian, seseorang pertama-tama akan menangkap rangsangan atau stimulus dari luar. Setelah itu, ada proses berpikir yang kemudian secara bersamaan akan memantik respon fisiologis dan emosi.
Proses Terjadinya Emosi Dalam Psikologi
Terdapat satu wilayah otak yang terlibat dalam proses emosi, yang disebut amygdala. Letak amygdala berada di antara telinga. Amygdala membantu kita merespon suatu peristiwa emosional dan memerintahkan organ tubuh untuk bereaksi terhadap peristiwa tersebut. Lebih rinci lagi, proses terjadinya emosi dapat dijelaskan sebagai berikut: