SEWAKTU.com - Berikut gangguan mental OCD. Obsessive Compulsive Disorder atau disingkat OCD adalah bentuk masalah kesehatan mental yang membuat pengidapnya mempunyai pemikiran dan dorongan yang tidak bisa dikontrol yang sifatnya berulang (obsesi) serta munculnya perilaku (paksaan) kompulsif.
Contoh perilaku kompulsif misalnya mencuci tangan hingga berulang kali setelah melakukan kontak langsung terhadap sesuatu yang menurutnya tidak bersih. Lalu, apa itu gangguan mental OCD?
Pemikiran dan perilaku tersebut tidak mampu dikendalikan oleh pengidap. Meski pengidap bisa jadi tidak memiliki pikiran maupun keinginan untuk melakukan hal tersebut, ia seperti tidak berdaya untuk menghentikannya. Artinya, OCD bisa memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan pengidapnya. Simak selengkapnya tentang gangguan mental OCD.
Baca Juga: Tes Psikologi: Silahkan Cek Bentuk Kuku Jari Tengah Anda, Kebahagiaan di Masa Depan Akan Terlihat
Penyebab dan Faktor Risiko OCD
OCD adalah masalah kesehatan mental yang umum terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa di seluruh dunia. Sebagian besar diagnosis OCD terjadi pada usia 19 tahun dan lebih rentan menyerang anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan.
Sayangnya, apa yang menjadi penyebab OCD masih belum diketahui pasti hingga kini. Meski demikian, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko munculnya gangguan mental ini pada seseorang, yaitu:
- Struktur otak dan fungsinya. Namun, faktor ini masih belum pasti berpengaruh secara signifikan atau tidak.
- Keturunan atau genetik.
- Lingkungan tempat tinggal.
Dari ketiganya, lingkungan tempat tinggal menjadi faktor risiko yang paling berpengaruh. OCD akan lebih rentan terjadi pada orang-orang yang tinggal di lingkungan yang tidak mendukung perkembangan psikis semasa kecil.
Misalnya, anak sering diejek atau diremehkan karena kekurangan yang dimilikinya. Kondisi ini bisa memicu munculnya perasaan timbal baik untuk selalu melakukan hal yang sempurna.
Gejala OCD
Seseorang dengan gangguan mental OCD menunjukkan gejala obsesi, kompulsi, atau bisa juga keduanya. Gejala tersebut bisa sangat memengaruhi aspek kehidupan pengidapnya. Misalnya sekolah, pekerjaan, hingga relasi dengan orang lain.
Obsesi adalah pikiran yang terjadi berulang kali, dorongan, atau gambaran mental yang bisa memicu munculnya rasa cemas. Sementara itu, kompulsi adalah perilaku yang dilakukan secara berulang. Pengidap OCD akan mendapatkan dorongan untuk melakukan perilaku dalam menanggapi pemikiran obsesif.
Kompulsi umum termasuk melakukan mencuci tangan berulang kali dan secara berlebihan. Bisa juga melakukan pemesanan atau mengatur suatu hal dengan cara yang khusus dan tepat. Selain itu, pengidap juga dapat memeriksa beberapa hal secara berulang. Misalnya, melakukan pemeriksaan berulang kali untuk memastikan apakah pintu sudah dikunci atau kompor sudah dimatikan.
Baca Juga: Psikologi Tentang Emosi, Begini Menurut Teori Para Ahli