Cobalah untuk memperbaiki dan mempererat hubungan kamu dengan orang-orang di sekitar dan terdekatmu.
Kalau selama ini mungkin kamu terlalu pasif dalam berkomunikasi, sesekali mencoba untuk lebih aktif dan memulai duluan tidak masalah.
Jika hubungan dan lingkungan tersebut berdampak baik bagi dirimu, maka pertahankan dan jaga dengan baik pula.
Karena memerhatikan seperti apa lingkunganmu yang sebenarnya juga sangat penting dan berpengaruh bagi dirimu sendiri.
3. Aspek mental
Mulailah untuk menyisihkan lebih banyak waktu untuk berbicara dengan dirimu sendiri. Tanyakan apa yang sebenarnya kamu suka, inginkan dan tujuan hidupmu yang sebenarnya.
Perlakukan dirimu seperti kamu memperlakukan orang yang kamu sayangi. Jangan terlalu banyak memikirkan hal negatif, sehingga menghambat dirimu sendiri untuk berkembang menjadi lebih baik lagi.
Mungkin selama ini kamu terlalu keras terhadap dirimu sendiri, sehingga lupa untuk memperlakukan dirimu sendiri dengan baik, seperti kamu memperlakukan orang lain.
Terlalu sibuk berbuat baik dengan orang lain, sehingga lupa untuk memberikan yang terbaik untuk dirimu sendiri.
Baca Juga: Bisa Menyempurnakan Sholat Tahajud, Inilah yang Harus Dibaca Sesudah Sholat
4. Aspek spiritual
Merawat diri secara spritual tidak hanya tentang bagaimana hubunganmu dengan Tuhan.
Namun kamu juga bisa mulai merenungi dan berpikir apa saja yang selama ini kamu lakukan, entah itu kesalahan atau kegagalan dan semua hal yang telah dicapai.
Sehingga kamu dapat menentukan arah tujuanmu selanjutnya dan apa yang harus kamu lakukan untuk melanjutkan hidup.
Proses semua apa yang telah terjadi. Jika ada hal yang buruk, maka perbaiki dan ambillah keputusan yang tepat.
Artikel Terkait
Kamu Punya Sifat Malu Berlebihan? Berikut Cara Mengatasi dan Mencegahnya
3 Toko Buku Langka di Jakarta, Book Lovers Tahu Nggak? Ini Lokasinya
Tips Menjalin Persahabatan Langgeng Sampai Tua, Coba Jangan Sungkan Minta Maaf
Overthinking Mulu? Ini Dia Tips Atasi Kebiasaan Buruk Tersebut Agar Tidak Berdampak Negatif Padamu
Benarkah Pria Miliki Potensi Selamat Lebih Besar dari Serangan Jantung? Simak Penjelasannya