Pertengkaran orangtua dengan anak bisa berujung pada keinginan kabur dari rumah karena ia sedang berada dalam fase pemberontakan. Ini juga hal yang bisa terjadi pada perkembangan psikologi atau emosi remaja di usia 18 tahun atau bahkan lebih muda.
Ada kalanya ia percaya sudah tak ada lagi pemecahan masalah yang bisa dicapai selain memberontak atau melakukan kenakalan remaja. Beberapa penyebab yang membuat perkembangan emosi remaja jadi memberontak, seperti:
Baca Juga: 5 Fakta Psikologi Menangis, Saat Kata-kata Tak Mampu Menggambarkan Emosi Air Mata yang Berbicara
1. Merasa tidak aman di rumah
Anak bisa saja merasa bahwa situasi di rumah benar-benar menakutkan sehingga mengakibatkan perkembangan psikologisnya terganggu.
Hal ini bisa terjadi jika ia menjadi korban kekerasan anak, baik itu kekerasan verbal, fisik, psikologis, atau seksual.
2. Masalah di sekolah atau lingkungan pergaulan
Bila terjadi bullying pada remaja di sekolah tapi tidak ada sosok yang bisa membantunya, anak mungkin memilih untuk kabur. Dengan begitu, anak bisa membolos tanpa harus dipaksa ke sekolah oleh orangtua.
Hal lain yang mengakibatkan psikologis remaja terganggu adalah ketika terlibat masalah tertentu tapi ia tidak berani menganggung akibat atau hukumannya. Maka, ia pun memilih untuk memberontak seperti lari dari rumah daripada harus menerima konsekuensi.
3. Merasa tidak dihargai
Salah satu kasus pemberontakan yang bisa mengganggu psikologi atau emosi remaja adalah anak merasa cemburu dengan kakak atau adiknya. Ia merasa kurang dihargai dan berpikiran bahwa orangtua lebih menyayangi kakak atau adiknya.
Selain itu, anak bisa merasa tidak dihargai karena orangtua memberikan hukuman yang sangat berat atas kesalahannya. Dalam kasus lainnya, anak yang merasa tidak mendapat cukup perhatian dari orangtua juga mungkin “menguji” kasih sayang orangtua dengan cara memberontak.
4. Tidak bijak menggunakan media sosial
Media sosial adalah tempat bagi sebagian besar remaja untuk mengekspresikan diri mereka, lewat kata-kata maupun foto. Di antara semua jenis media sosial, instagram cukup mendapat banyak perhatian bagi anak remaja.
Melalui instagram, ia bisa mengunggah hasil jepretan foto terbaiknya dan mendapat feedback, berupa like atau komentar. Namun, tidak semua mendapatkan efek positif sehingga memengaruhi perkembangan psikologi atau emosi remaja.
Artikel Terkait
Istilah Psikologi Tentang Perasaan Sedih, Apakah Perasaan Sedih Sama Dengan Depresi?
Istilah Psikologi Tentang Rindu, Ungkapkan Rasa Rindu Agar Beban Rindu Berkurang
Istilah Psikologi Tentang Cinta, Dewa Mitologi Yunani Kuno Dipercayai Mewakili Cinta
Istilah Psikologi Kesepian, Orang Mengalami Ini Pasti Memiliki Kehidupan yang Gelisah
Istilah Psikologi Kepribadian, Empat Karakter Berasal Dari Era Mesir Kuno Atau Mesopotamia