news

Kisah Mahasiswa Indonesia Menjadi Korban Radiasi Bom Hiroshima

Jumat, 5 Agustus 2022 | 23:48 WIB
Kisah Mahasiswa Indonesia Menjadi Korban Radiasi Bom Hiroshima (Foto/Istimewa.)

SEWAKTU.COM - Berikut kisah mahasiswa Indonesia menjadi korban Radiasi bom Hiroshima. 6 Agustus, dunia mengenang peristiwa bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) di kota Hiroshima Jepang pada 1945. Kemudian pada 9 Agustus 1945, AS kembali menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki.

Kedua bom tersebut menyebabkan ratusan ribu orang meregang nyawa, sebagian besar adalah warga sipil. Sebagian lainnya selamat. Dari korban selamat dari bom Hiroshima adalah dua mahasiswa asal Indonesia yang sedang kuliah di Hiroshima University. Ini dia kisah mahasiswa Indonesia menjadi korban Radiasi bom Hiroshima.

Kedua mahasiswa itu adalah Arifin Bey asal Padang Panjang dan Hassan Rahaya asal Jasinga, Bogor. Keduanya belajar di negeri matahari terbit itu atas beasiswa pemerintah Jepang. Simak kisah mahasiswa Indonesia menjadi korban Radiasi bom Hiroshima.

Baca Juga: Inilah 5 Alasan Mengapa Amerika Bom Atom Jepang

Dalam kisahnya di jurnal Berkala Ilmu Kedokteran Universitas Gadjah Mada tahun 1989, Arifin mengatakan pada pagi hari 6 Agustus 1945, sekitar pukul 8 pagi, sirine berbunyai tanda pesawat udara Amerika akan melintas udara kota Hiroshima.

Hari itu dosen fisika, seorang profesor, yang sudah cukup sepuh siap mengajar. Profesor yang taat instruksi itu masuk ke dalam lubang perlindungan, yang ada di berbagai tempat di kampus.

Sekitar pukul 8 lewat 10 menit, terdengar sirine tanda aman dan pesawat AS telah pergi dari kota Hiroshima. Profesor itu keluar dari lubang perlindungan dan disambut ucapan "selamat pagi" oleh para mahasiswa.

Saat profesor mengambil kapur dan siap mengajar, tiba-tiba dari arah jendela kelas tampak cahaya menyambar ibarat kilat, tidak membawa bunyi apa pun.

Namun gedung kelas itu tiba-tiba roboh, atap runtuh, dan mahasiswa di kelas itu tidak sadarkan diri, termasuk Arifin. Arifin tidak ingat berapa lama tidak sadarkan diri, setengah jam atau lebih. Ketika mulai sadar lagi, dia melihat suasana pagi yang terang benderang dan hangat, berubah total.

Baca Juga: Nama Radio Pertama yang Menyiarkan Soal Tragedi Bom Hiroshima

Pagi itu telah berubah menjadi gelap gulita, seakan sudah petang menjelang waktu maghrib. Arifin Bey berusaha mencari senior dan kawannya di asrama yang tak jauh dari kelas. Sekitar 10 menit berjalan.

Di jalan utama Arifin melihat orang-orang berlarian tanpa arah, karena didorong oleh rasa ketakutan hebat. Ada yang berlumur darah, ada yang bajunya compang camping.

Sebagian lagi ada yang seperti mengenakan sarung tangan dokter, namun sebagian kulit teruntai dari jari tangannya. Arifin mengatakan cahaya kilat tadi barangkali yang menguliti bagian tangan yang tak tertutup baju atau pakaian.

Kecuali gedung-gedung beton, semua rata dengan tanah, kisah Arifin. Dari beberapa reruntuhan itu asap mengepul menandakan kebakaran telah terjadi.

Halaman:

Tags

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB