Saat keluarga besar atau orang lain mengetahui apa yang terjadi pada pernikahan Anda, umumnya mereka akan memberondong Anda dengan berbagai saran. Mulai dari saran memaafkan, mengikhlaskan, melupakan, dan lain sebagainya. Faktanya, jangan biarkan orang lain mendikte Anda harus apa dan bagaimana.
Tidak perlu mengikuti ekspektasi orang lain dan memaksa Anda berdamai dengan luka hingga harus pura-pura bahagia. Jika Anda sedih, bersedihlah, tidak perlu bilang "saya tidak apa-apa" hanya untuk mengikuti ekspektasi orang lain.
"Memberi maaf artinya menegaskan pada diri sendiri bahwa suami Anda tidak punya kekuatan untuk menyakiti Anda lagi. Butuh waktu panjang untuk bisa sampai di titik itu. Di tengah proses memaafkan, berbaik hatilah pada diri Anda sendiri," saran Madden.
4. Jangan bilang ke anak
Apa yang terjadi pada pernikahan Anda, tidak perlu memberi tahu ke anak kalau ayahnya punya "teman dekat" baru. Terlebih sampai bilang, "Papa sudah tidak sayang kita lagi, Papa selingkuh dengan teman kantornya." Wah, ini tidak perlu terjadi ya.
"Jika Anda bilang ke anak tentang perselingkuhan ini, Anda akan mengikutsertakan mereka ke dalam masalah pelik orang dewasa, yang akan merusak hubungan satu sama lain. Itu bisa membuat anak khawatir dan bingung dengan kesetiaan pasangannya ketika ia dewasa kelak," kata Madden.
Jika keadaan sudah semakin pelik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog pernikahan ya. Saran dari mereka tentu yang terbaik, sehingga Anda bisa melalui masalah ini dengan tepat.
Baca Juga: 5 Psikologi Menangis Saat Tidur, Apa Sebenarnya Penyebab Menangis Saat Tidur Ini?
5. Introspeksi secara objektif
Menurut Dessy Ilsanty, M.Psi, Psikolog, untuk berdamai dengan masa lalu, penting untuk melakukan introspeksi diri. Namun, tidak hanya suami yang perlu mengintrospeksi diri sendiri, tetapi Anda sebagai istri juga perlu mengintrospeksi diri sendiri.
Sangat penting untuk Anda ingat, bahwa menjaga hubungan baik antara suami dan istri adalah tugas kedua belah pihak, bukan hanya tugas suami saja atau tugas istri saja. Kalau selalu berfokus pada kesalahan orang lain, khawatirnya akan membuat kita malah tidak bisa introspeksi diri secara objektif.***
Artikel Terkait
Menurut Psikologi Berkata Kasar, Sama Saja Melakukan Kekerasan Loh
Menurut Psikologi Saat Berbicara Kasar, Inilah yang Akan Terjadi Pada Tubuh Kita
Tes Psikologi: Kepribadian Anda Bisa Terlihat dari Cara Berjabat Tangan, Simak Penjelasannya
Tes Psikologi: Pilih Pohon yang Kesukaan Kalian, Ungkap Emosi Diri Anda
Tes Psikologi: Cek Karakter Hubungan Kisah Cinta Anda Dengan Cara Berpegangan Tangan Anda