Jatuh untuk Kesekian Kali: Kisah Pahit Ammar Zoni dan Bayang-bayang Narkoba

- Kamis, 9 Oktober 2025 | 14:50 WIB
Kasus Ammar Zoni membuka perdebatan baru: apakah penjara di Indonesia masih berfungsi sebagai tempat pembinaan, atau justru jadi ladang kejahatan baru. Foto: Instagram/kejari.jakpus
Kasus Ammar Zoni membuka perdebatan baru: apakah penjara di Indonesia masih berfungsi sebagai tempat pembinaan, atau justru jadi ladang kejahatan baru. Foto: Instagram/kejari.jakpus

Pertanyaan sederhana pun muncul: apakah Ammar benar-benar tak bisa lepas, atau sistem yang ada memang tak pernah benar-benar menolongnya?

Baca Juga: Kembali Tersandung Kasus Narkoba, Ammar Zoni Diduga Kendalikan Peredaran Sabu dan Ganja dari Sel

Antara Rehabilitasi dan Realitas

Banyak mantan pengguna narkoba berbagi cerita serupa. Mereka bilang, yang paling sulit bukan berhenti tapi memulai lagi dari nol di dunia yang terus mengingat masa lalu.

Masyarakat cepat menghakimi, industri cepat menutup pintu, dan di titik itulah banyak orang kembali terjerumus.

Bisa jadi, Ammar Zoni pun terjebak dalam lingkaran itu. Antara rasa bersalah dan keinginan untuk diterima, antara rehabilitasi yang belum tuntas dan tekanan sosial yang menyesakkan.

Baca Juga: Kejari Jakpus Beberkan Dugaan Peredaran Narkoba di Penjara oleh Ammar Zoni

Sorotan yang Berubah Jadi Beban

Popularitas, kadang jadi kutukan. Ketika kamera sudah tak lagi menyala, banyak artis kehilangan arah tak tahu siapa mereka tanpa peran, tanpa tepuk tangan.

Dalam banyak kasus, pelarian dari tekanan itu mencari bentuk: alkohol, obat penenang, hingga narkoba.

Nama besar seperti Ammar justru membuat semua terasa lebih berat. Kesalahannya jadi headline, kesedihannya jadi konsumsi publik. Ia tak hanya menanggung hukuman hukum, tapi juga hukuman sosial.

Baca Juga: Aktor Ammar Zoni Diduga Edarkan Narkoba dari Dalam Rutan Salemba

Saatnya Melihat Lebih Dalam

Kasus ini memang harus ditegakkan secara hukum. Tapi di luar itu, ada hal yang lebih mendasar, kita harus mulai melihat pelaku narkoba bukan hanya sebagai kriminal, tapi juga sebagai manusia yang butuh pemulihan.

Tidak semua bisa disembuhkan dengan penjara. Sebagian butuh pemahaman, empati, dan sistem dukungan yang nyata bukan sekadar sel dan jeruji.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mahmud Amsori

Tags

Artikel Terkait

Terkini

KPK Gelar OTT di Banten, 9 Orang Langsung Diamankan

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:42 WIB
X