Pada akhir Juli, pemerintah militer Jepang menolak permintaan Sekutu untuk menyerah yang dituangkan dalam Deklarasi Potsdam, yang mengancam Jepang dengan “kehancuran segera dan total” jika mereka menolak.
Jenderal Douglas MacArthur dan komandan tinggi militer lainnya lebih memilih melanjutkan pemboman konvensional Jepang yang sudah berlaku dan menindaklanjuti dengan invasi besar-besaran, dengan nama sandi "Operation Downfall".
Mereka memberi tahu Truman bahwa invasi semacam itu akan mengakibatkan korban AS hingga 1 juta. Untuk menghindari tingkat korban yang begitu tinggi, Truman memutuskan, meski atas keberatan moral dari Sekretaris Perang Henry Stimson, Jenderal Dwight Eisenhower dan sejumlah ilmuwan Proyek Manhattan, untuk menggunakan bom atom dengan harapan perang ke cepat berakhir.
Para pendukung bom atom seperti James Byrnes, percaya bahwa kekuatan dahsyatnya tidak hanya akan mengakhiri perang, tetapi juga menempatkan AS dalam posisi dominan untuk menentukan arah dunia pascaperang.
Dijatuhkannya Little Boy di Atas Hiroshima
Hiroshima merupakan kota pusat manufaktur yang terletak sekitar 500 mil dari Tokyo. Hiroshima dipilih sebagai target pertama bom atom. Setelah tiba di pangkalan AS di pulau Pasifik Tinian, bom uranium-235 seberat lebih dari 9.000 pon dimuat di atas pesawat pengebom B-29 yang dimodifikasi yang diberi nama Enola Gay.
Pesawat itu menjatuhkan bom yang dikenal sebagai “Little Boy” dengan parasut pada pukul 8:15 pagi, dan meledak 2.000 kaki di atas Hiroshima dalam ledakan yang setara dengan 12-15.000 ton TNT, menghancurkan lima mil persegi kota. Namun, kehancuran Hiroshima masih gagal intuk membuat Jepang segera menyerah.
Baca Juga: Guru Ngaji Cabuli Muridnya Disela-Sela Belajar Ngaji, Ngaku Kesepian Ditinggal Istri
"Fat Boy" Menyusul pada 9 Agustus di Nagasaki
Komite Target yang ditunjuk oleh Presiden Harry Truman untuk memutuskan kota mana di Jepang yang akan menerima bom atom Little Boy dan Fat Man tidak menempatkan Nagasaki di antara dua pilihan teratas mereka. Sebaliknya mereka mengidentifikasi Kokura sebagai target kedua setelah Hiroshima.
Pilihan ketiga, Nagasaki adalah kota pelabuhan yang terletak sekitar 100 mil dari Kokura. Kota ini lebih besar, dengan perkiraan populasi 263.000 orang, dan beberapa fasilitas militer utama, termasuk dua pabrik militer Mitsubishi.
Nagasaki juga merupakan kota pelabuhan yang penting. Seperti Kokura dan Hiroshima, sejauh ini tidak terlalu menderita akibat pengeboman konvensional Amerika. Keputusan untuk menggunakan Fat Man hanya beberapa hari setelah ledakan Little Boy di Hiroshima didasarkan pada dua perhitungan:
cuaca Jepang yang selalu berubah—munculnya topan atau peristiwa cuaca besar lainnya dapat memaksa pengeboman ditunda selama berminggu-minggu dan keyakinan bahwa dua pemboman yang terjadi secara berurutan akan meyakinkan Jepang bahwa Amerika memiliki banyak perangkat atom dan siap untuk terus menggunakannya sampai Jepang akhirnya menyerah.
Laporan cuaca buruk yang mendekat meyakinkan Amerika untuk menjatuhkan bom berikutnya pada 9 Agustus. Sebuah B-29 bernama Bock's Car lepas landas dari Tinian pada pukul 3:47 pagi itu. Di perutnya ada Fat Man, dan bom atom sudah dipersenjatai. Mayor Charles W. Sweeney menerbangkan pesawat, ditemani oleh pilot biasa, Capt. Frederick C. Bock. Enola Gay mengambil bagian dalam misi, menerbangkan pengintaian cuaca.
Artikel Terkait
Cara Merubah HGB ke SHM, Apa Saja Syarat dan Berapa Biaya yang Harus Dikeluarkan?
Biaya Mengubah HGB ke SHM, Begini Contoh Rumus Perhitungan Biayanya
Apa Itu HGB? Berikut Pengertian Hak Guna Bangunan
Apa Itu SHM? Berikut Penjelasan Lengkap Mengenai SHM
Apa Itu AJB? Simak Penjelasan Lengkap Mengenai AJB