Sejarah Berdirinya Kebun Raya Bogor, Paru-paru Kota Hujan yang Dibangun Sebelum Kemerdekaan Indonesia

- Kamis, 25 Juli 2024 | 16:20 WIB
Kebun Raya Bogor - Salah satu destinasi wisata populer di Bogor (Foto/Traveloka)
Kebun Raya Bogor - Salah satu destinasi wisata populer di Bogor (Foto/Traveloka)

Keduanya senang hidup di Kota Hujan. Bahkan Raffles dan Olivia sampai membuat Taman Impian di halaman rumah mereka.

Banyak orang melihat taman mereka di Istana Buitenzorg setelah itu. Salah satunya adalah C.G.C. Reindwardt, seorang ahli botani Jerman.

Reindwardt ingin taman itu menjadi kebun utilitas. Selain itu, dia ingin tempat itu digunakan untuk mengajar guru pertanian dan mengumpulkan tanaman.

Baca Juga: Telaga Saat Bogor Jadi Spot Wisata Glamping Baru di Puncak! Nikmati Berkemah dengan 3 Keindahan View Sekaligus: Kebun Teh, Pegunungan, dan Danau

Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda, menyetujui gagasan itu.

Istri dari Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, Olivia Raffles, meninggal dunia karena sakit pada tahun 1814. Dia dimakamkan di Batavia.

Untuk menghormatinya, monumen didirikan di Kebun Raya Bogor. Abner, seorang ahli biologi, menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen, yang menunjukkan ide untuk mendirikan Kebun Raya.

Dalam surat tersebut, dia menyatakan keinginan untuk meminta sebidang tanah.

Ia ingin mempelajari berbagai tanaman yang digunakan sebagai obat. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di Buitenzorg, sebuah kebun botani di Kota Bogor yang saat itu disebut "tidak perlu khawatir". Reinwardt juga menciptakan herbarium.

Ia adalah pendiri Herbarium Bogoriense. Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen secara resmi mendirikan 's Lands Plantentuin te Buitenzorg' di Bogor pada 18 Mei 1817.

Dimulai dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di Bumi Pajajaran, Reinwardt sendiri dan James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani Kew yang terkenal di Richmond, Inggris, memimpin pembangunan kebun itu.

Tanah kira-kira 47 hektar di sekitar Istana Bogor dan bekas samida digunakan sebagai lokasi pertama kebun botani.

Dari 1817 hingga 1822, Reinwardt adalah pengarah pertama. Dia menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkan benih dan tanaman dari seluruh negeri.

Bogor cepat menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura Indonesia. Diperkirakan pada masa itu, kebun tersebut memiliki sekitar sembilan ratus tanaman hidup.

Dr. Carl Ludwig Blume mengawasi inventaris tanaman koleksi di kebun setelah Reinwardt kembali ke Belanda pada tahun 1822.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fajri Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kiprah Kerja Nyata DPR dalam Mengawal Korban Mafia Tanah

Kamis, 25 September 2025 | 19:46 WIB

Pagar Nusa Resmi Berdiri di UIN KHAS Jember

Selasa, 9 September 2025 | 17:37 WIB

Mengenal Epistemologi Politik Hukum

Jumat, 4 Juli 2025 | 00:55 WIB
X