Sejarah Kota Bogor: Mengenal Moseleum Van Motman, Pemakaman Belanda yang Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun di Bogor

- Kamis, 25 Juli 2024 | 17:12 WIB
Potret Bangunan Moseleum Van Motman. (Muhamad Rifqy Alvanza)
Potret Bangunan Moseleum Van Motman. (Muhamad Rifqy Alvanza)

SEWAKTU.com -- Ketika memasuki Kecamatan Leuwisadeng, tersembunyi di sana saksi bisu sejarah Bogor yang dikenal sebagai "Moseleum van Motman".

Nama ini diambil dari seorang warga negara Belanda yang sangat kaya raya, Van Motman, yang memiliki wilayah kekuasaan lebih luas dari Kota Bogor sendiri.

Van Motman tiba di Indonesia bersama VOC yang berlabuh di wilayah Banten dan memiliki tanah luas di Dramaga, lokasi di mana moseleum ini berdiri, tepatnya di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Kebun Raya Bogor, Paru-paru Kota Hujan yang Dibangun Sebelum Kemerdekaan Indonesia

Pemakaman Belanda ini dibangun pada masa kolonialisme, dan di dalam moseleum terdapat empat jenazah yang diawetkan.

Di bagian atas bangunan moseleum terdapat nama "FAM P.R van Motman". Van Motman adalah pendiri Kota Buitenzorg, yang kini dikenal sebagai Bogor.

Leluhurnya, Gerrit Willem Casimir van Motman, lahir pada 1773 dan meninggal pada 1821, menjadi tuan tanah di Kota Bogor setelah tiba di Batavia pada usia 17 tahun.

Dia bekerja sebagai pengelola gudang VOC sebelum akhirnya menjadi tuan tanah di Buitenzorg setelah VOC bangkrut.

Baca Juga: 6 Fakta Unik tentang Negara Kamboja, Sempat Dijuluki Neraka Dunia! Ternyata Ini Alasannya

G.W.C van Motman menikahi Reinara Jacoba Bangeman dan mereka memiliki tiga belas anak, namun hanya lima anak yang mencapai usia dewasa, yaitu Willem Reinier, Frederik Hendrik Constant, Jacobus Gerrit Theodor, Jan Cassimir Theodorus, dan Pieter Cornelis.

Kelima anak van Motman ini kemudian mewarisi tanah perkebunan di Dramaga dan Jasinga.

Setelah G.W.C. van Motman meninggal pada tahun 1821, tanah di Jasinga diwariskan kepada anak pertamanya, sedangkan tanah di Dramaga diwariskan kepada anak keduanya, Jacob Gerrit Theodorus van Motman (1816-1890).

Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Kamu Harus Belajar Menjadi Data Analyst, Salah Satu Pekerjaan yang Kini Banyak Dicari Perusahaan

Produk utama perkebunan mereka meliputi karet, teh, dan sereh wangi. Pieter Reinier van Motman (1838-1911) adalah tuan tanah generasi ketiga, diikuti oleh Alphonse Constant Henri van Motman (1883-1935) sebagai generasi keempat. Pieter Reiner van Motman hidup hingga 1958 dan merupakan generasi kelima keluarga ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Fajri Ramadhan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kiprah Kerja Nyata DPR dalam Mengawal Korban Mafia Tanah

Kamis, 25 September 2025 | 19:46 WIB

Pagar Nusa Resmi Berdiri di UIN KHAS Jember

Selasa, 9 September 2025 | 17:37 WIB

Mengenal Epistemologi Politik Hukum

Jumat, 4 Juli 2025 | 00:55 WIB
X